RSS

LAPORAN PRAKTKUM PARASITOLOGI tentang IDENTIFIKASI TELUR,LARVA,dan PUPA NYAMUK



BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang
Di era yang modern ini masih saja banyak masalah kesehatan yang di timbulkan oleh serangga, salah satunya adalah masalah yang di timbulkan oleh nyamuk. Nyamuk merupakan salah satu vector penyakit yang dapat di katakan berbahaya dikarenakan ada jenis nyamuk yang dapat menyebabkan penyakit yang berdampakkan kematian pada manusia.
            Nyamuk dapat berkembang biak di tempat-tempat air yang tergenang. Beda tempat perkembangbiakannya beda pula jenis nyamuk yang ada. Nyamuk mengalami metamorfosis sempurna dalam perkembang biakannya.
            Telah banyak penyakit-penyakit yang di temukan pada manusia yang di sebabkan oleh nyamuk, beberapa di antaranya adalah demam berdarah, malaria dan filarial. Bahkan telah mewabah pada saat musim hujan dan sangat menggangu kesehatan manusia sendiri
            Maka dari itu kita perlu untuk mengetahui jenis-jenis nyamuk yang ada di pemukiman warga dengan mengidentifikasi nya dengan melihat ciri-ciri yang ada pada bagian tubuh nyamuk tersebut, penyakit apa saja yang dapat di bawanya terhadap manusia dan bagaimana siklus hidupnya serta cara untuk mengendalikannya.

Nyamuk termasuk jenis serangga yang masuk pada kelas Hexapoda orde Diptera. Pada umumnya nyamuk mengalami 4 tahap dalam siklus hidupnya (metamorfosis), yaitu telur, larva, pupa dan dewasa. Nyamuk Aedes aegypti mengalami metamorfosis sempurna, yaitu telur – larva – pupa – dewasa. Stadium telur, larva dan pupa hidup didalam air, sedangkan stadium dewasa hidup diluar air. Pada umumnya telur akan menetas dalam 1-2  hari setelah terendam dalam air. Stadium jentik biasanya berlangsung antara 5-15 hari, dalam keadaan normal berlangsung 9-10 hari. Stadium berikutnya adalah stadium pupa yang berlangsung 2 hari, kemudian menjadi nyamuk dewasa dan siklus tersebut akan berlangsung kembali. Dalam kondisi yang optimal, perkembangan dari stadium telur sampai menjadi nyamuk dewasa memerlukan waktu sedikitnya 9 hari.
Gambar 2.1. Siklus Hidup Nyamuk Aedes Aegypti
Sumber: mahera.net
Induk nyamuk biasanya meletakkan telur nyamuk pada tempat yang berair dan tidak mengalir. Pada tempat kering, telur nyamuk akan rusak dan mati. Kebiasaan meletakkan telur dari nyamuk berbeda-beda tergantung dari jenisnya.

I.2.    Maksud dan Tujuan Percobaan
      I.2.1.            Maksud percobaan
      Adapun maksud maksud dari praktek ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis nyamuk yang ada di pemukiman penduduk .
I.2.2.  Tujuan percobaan
1. untuk mengetahui marfologi Antropoda.
2. Agar bisa menyebutkan,menggambarkan,dan menjelaskan morfologi antropoda.

I.3.    Prinsip Percobaan

         Mengidentifikasi nyamuk guna mengetahui morfologi dari telur nyamuk,larva/pupa maupun nyamuk dewasa.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Dasar Teori
Menurut Ririh Yudhastuti (2011), adapun sifat nyamuk dewasa berbeda-beda bergantung dari spesies nyamuknya. Berikut sifat-sifat umum yang dimiliki adalah :
1.) Nyamuk betina membutuhkan darah untuk proses reproduksi seperti pembentukan telur, sedangkan nyamuk jantan senang tetap tinggal didaerah dekat perindukannya, atau di tumbuh-tumbuhan.
2.) Nyamuk memiliki jarak terbang yang berbeda-beda tergantung jenis spesiesnya. Misalnya nyamuk Anopheles bisa mencapai jarak terbang hingga 3 km. Selain itu, hal tersebut dipengaruhi oleh kelembaban udara. Penyebaran dari nyamuk itu sendiri bisa bersifat aktif maupun pasif.
3.)  Nyamuk juga memiliki waktu yang spesifik dalam mencari mangsa. Misalnya nyamuk Anopheles, Culex dan Mansonia menyukai senja hingga fajar dalam mencari mangsanya. Sedangkan nyamuk Aedes aegypti mencari mangsa di siang hari.

Nyamuk dewasa hidup diluar air, setelah dari larva dan hinggap di tempat atau pada benda-bendatertentu dan dapat terbang.
Besar tubuh 6 mm, bentuk mulut memanjang untuk menusuk dan menghisap disebut moncong atau probocis. Disamping Probocis terdapat Palpi. Mempunyai sepasang sayap pada dada tengah (Mesothorax) urat-urat sayap bersisik, demikian pula pada tepi bawah sayap bersisik disebut jumbai.
Pada dada belakang (Metathorax) terdapat sepasang halter yaitu sayap yang tidak berkembang (Rudimeter). Di dunia kesehatan nyamuk yang perlu di ketahui adalah Tribus Culicini dan Anophelini. Tribus anophelini di antaranya yang paling penting adalah genus anopheles sedangkan dari Tribud culaini yang penting adalah Genus Aedes, Culex, dan Mansonia. Pada tiap ruas dada terdapat sepasang kaki yang panjang.
Ada 5 genera yang sering dijumpai di indonesia yaitu : Aedes, Anopheles, Mansonia, Culex, dan Armigeres.
Bagian-bagian tubuh nyamuk yang di pakai untuk mengenal jenis Nyamuk antara lain
ü      Ukuran dan bagian-bagian tubuh nyamuk
ü      Percabangan urat sayap
ü      Bentuk, jumlah dan warna sisik atau bulu-bulu yang terdapat pada bagian-bagian tubuh nyamuk.
Siklus hidup nyamuk, sejak dari telur hungga menjadi nyamuk dewasa sama dengan serangga yang mengalami tingkatan (stadia) yang berbeda-beda. Dalam siklus hidup nyamuk terdapat empat stadia, yaitu :
Stadium dewasa  →  telur  →  pupa / kepompong
Keterangan :
Stadium dewasa sebagai nyamuk yang hidup dialam bebas, sedangkan ketiga stadium yang hidup dan berkembang didalam air.
Berdasarkan kesenangannya nyamuk suka mencari darah, dikenal 2 golongan nyamuk yaitu :
1)      Nyamuk yang senang mencari darah orang
2)      Nyamuk yang senang mencari darah binatang
Waktu keaktifan mencari darah bagi nyamuk berbeda-beda, di bedakan atas :
a)      Nyamuk yang aktif pada waktu malam hari misalnya : Anopheles dan Cule
b)      Nyamuk yang aktif pada waktu siang hari misalnya : Aedes

Untuk tiap jenis nyamuk tipe breeding places yang berlainan. Nyamuk Culex dapat berkembang disembarang tempat air, Aedes hanya mau di tempat air yang airnya cukup bersih dan tidak kontak langsung dengan tanah. Mansonia senag di kolam, rawa-rawa, danau yang banyak tanaman airnya. Sedangkan Anopheles kesenanganya untuk memilih breeding places sangat bervariasi.
2.2  Klasifikasi nyamuk

2.2.1        taksonomi culex

Kingdom        : Animal
Phylum          : Arthropoda
Family           : Culicidae
Kelas              : Insecta
Ordo               : Dipthera
Sub Family    : Culicini
Genus             : Culex
Spesies          : Culex sp

2.2.2 taksonomi nyamuk Aedes


Kerajaan          : Animalia
Filum               : Arthropoda
Kelas                : Insecta
Ordo                  : Diptera
Famili                : Culicidae
Genus              : Aedes
Upagenus        : Stegomyia
Spesies            :Aedes aegypti

2.2.3 Taksonomi nyamuk Anopheles
Kingdom        : Animal
Phylum          : Arthropoda
Kelas              : Insecta
Ordo               : Diphtera
Family            : Culicidae
Sub Family    : Anophelini
Genus             : Anopheles
Spesies          : Anopheles sp





2.2 Ciri-ciri Nyamuk

2.2.1 Nyamuk Culex :

1.      Pulvi lebih pendek dari trobosis
2.      Sayap simetris
3.      Berkembang biak ditempat kotor atau rawa-rawa
4.      Menyebabkan filariasis
5.      Warna tubuhnya coklat

2.2.2 Nyamuk Aedes :

1.      Bentuk tubuh kecil,dan bagian abdomen terdapat bintik-bintik serta berwarna hitam.
2.      Tidak membentuk sudut 90 derajat
3.      Penyebaran penyakit saat pagi atau sore
4.      Hidup di air bersih,serta ditempat lain seperti kaleng-kaleng bekas,dan air hujan
5.      Menyebabkan penyakit DBD

2.2.3 Nyamuk Anopheles :

1.      Bentuk tubuh kecil dan pendek
2.      Antara pulvi dan trobosis sama panjang
3.      Menyebabkan malaria
4.      Pada saat hinggap membentuk sudut 90 derajat
5.      Warna tubuh coklat kehitaman
6.      Sayap simetris
7.      Berkembang biak di air kotor atau tumpukan sampah
8.      Penularan penyakit dengan membagi diri

2.2.4 Nyamuk Mansonia
1.      Pada saat hinggap tidak membentuk sudut 90 derajat
2.      Bentuk tubuh besar dan panjang
3.      Bentuk sayap asimetris
4.      Menyebabkan penyakit filariasis
5.      Warna tubuh coklat kehitaman
http://www.nzdl.org/gsdl/collect/cdl/archives/HASH01f1/6a8f5683.dir/p012.gif
2.3 Siklus Hidup Nyamuk
Nyamuk adalah serangga tergolong dalam order Diptera; genera termasuk Anopheles, Culex, , Aedes,. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang langsing, dan enam kaki panjang; antar spesies berbeda-beda tetapi jarang sekali melebihi 15 mm. Nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus hidup: telur, larva, pupa, dan dewasa      .

2.3.1 Telur

Telur nyamuk biasanya diletakkan pada daun lembab atau kolam yang kering. Pemilihan tempat ini dilakukan oleh induk nyamuk dengan menggunakan reseptor yang ada di bawah perutnya. Reseptor ini berfungsi sebagai sensor suhu dan kelembaban. setelah tempat ditemukan, induk nyamuk mulai mengerami telurnya. Telur-telur itu panjangnya kurang dari 1 mm, disusun secara bergaris, baik dalam kelompok maupun satu persatu. beberapa spesies nyamuk meletakkan telur-telurnya saling menggabung membentuk suatu rakit yang bisa terdiri dari 300 telur. Telur berada pada masa periode inkubasi (pengeraman). inkubasi sempurna terjadi pada musim dingin. Setelah itu larva mulai keluar dari telurnya semua hampir dalam waktu yang sama. Sampai siklus pertumbuhan ini selesai secara keseluruhan menjadi larva nyamuk
2.3.2 Larva
Larva nyamuk memiliki kepala yang berkembang dengan baik. Larva bernapas melalui spirakel yang terletak pada segmen perut kedelapan, atau melalui siphon, dan karena itu harus sering muncul ke permukaan.. Larva menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk makan ganggang , bakteri , dan mikro-organisme lain. Mereka menyelam di bawah permukaan hanya bila terganggu. Larva berenang dengan gerakan tersentak-sentak dari seluruh tubuh. Larva berkembang melalui empat tahap, atau instar , setelah itu mereka bermetamorfosis menjadi kepompong. Pada akhir setiap instar, yang berganti bulu larva, exoskeleton shedding mereka, atau kulit, untuk memungkinkan pertumbuhan lebih lanjut.





2.3.3 Pupa

Setelah berganti kulit, nyamuk berada pada fase transisi. Fase ini dinamakan "fase pupa". Pada fase ini, nyamuk sangat rentan terhadap kebocoran pupa. Agar tetap bertahan, sebelum pupa siap untuk perubahan kulit yang terakhir kalinya, 2 pipa nyamuk muncul ke atas air. pipa itu digunakan untuk alat pernafasan
Kepala dan dada digabung menjadi cephalothorax dengan perut melengkung di bawahnya.. Seperti halnya larva, pupa harus datang ke permukaan sering untuk bernapas, yang mereka lakukan melalui sepasang terompet pernafasan pada cephalothorax tersebut. Selama tahap ini pupa tidak makan. Setelah beberapa hari, pupa naik ke permukaan air, nyamuk dewasa muncul. Nyamuk harus keluar dari air tanpa kontak langsung dengan air, sehingga hanya kakinyalah menyentuh permukaan air.

2.3.4 Dewasa

Nyamuk memiliki mulut yang disesuaikan untuk menembus kulit tumbuhan dan hewan. Sementara laki-laki biasanya nektar dan jus tanaman, wanita perlu mendapatkan gizi dari menghisap darah  sebelum dia dapat menghasilkan telur.
Durasi dari telur menjadi dewasa bervariasi antara spesies dan sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan.. Nyamuk dapat berkembang dari telur menjadi dewasa dalam sebagai hanya lima hari, tetapi biasanya 10-14 hari dalam kondisi tropis. Variasi ukuran tubuh nyamuk dewasa tergantung pada kerapatan populasi larva dan suplai makanan di dalam air. Panjang dewasa bervariasi tetapi jarang lebih besar dari 16 mm (0,6 in) , dan berat sampai dengan 2,5 mg. Semua nyamuk memiliki tubuh langsing dengan tiga bagian: kepala , dada dan perut.
 Nyamuk betina juga akan memakan sumber gula untuk energi tetapi biasanya memerlukan darah untuk pengembangan telur. Setelah menghisap darah, nyamuk betina akan beristirahat selama beberapa hari untuk pematangan telur. Proses ini tergantung pada suhu, namun biasanya berlangsung 2-3 hari dalam kondisi tropis..
Kepala memiliki mata, banyak-tersegmentasi antena . antena ini untuk mendeteksi bau host. Pada nyamuk betina, bagian mulutnya memiliki probosis panjang untuk menembus kulit untuk menghisap darah. Nyamuk betina memerlukan protein untuk pembentukan telur, kebanyakan nyamuk betina perlu menghisap darah untuk mendapatkan protein yang diperlukan. Nyamuk jantan berbeda dengan nyamuk betina, dengan bagian mulut yang tidak sesuai untuk menghisap darah. Nyamuk betina dari satu genus, Toxorhynchites, tidak pernah menghisap darah. Larva nyamuk besar ini merupakan pemangsa jentik-jentik nyamuk yang lain.
























BAB III
METODE KERJA
III.1 ALAT dan BAHAN
1.      Luv
2.      Mikroskop
3.      Pensil
4.      Kertas
5.      Tisu
6.      Jentik,telur/larva nyamuk

III.2 Cara Kerja
1.      Mengamati nyamuk
2.      Menyesuaikan hasil pengamatan dan cirri-ciri umum yang sudah diketahui kemudian menggambarkan hasil pengamatan tersebut sesuai keterangan gambar secara terperinci
3.      Pada nyamuk tentukan cirri-ciri morfologi spesies seperti letak torax,abdomen,mata,antenna,balpus,trobosis,swings,barsus,dan vermur.












(Jarot Marcel S.Si)


BAB IV
HASIL PENGAMATAN dan PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Pengamatan










IV.2 PEMBAHASAN
            Pada praktikum ini yang kelompok kami temukan adalah larva dan pupa nyamuk culex.
Larva Culex sp. mempunya ciri-ciri sebagai berikut:
1.       Adanya corong udara pada segmen yang terakhir.
2.      Pada segmen abdomen tidak ditemukan adanya rambut-rambut berbentuk kipas (Palmatus hairs).
3.      Pada corong udara terdapat pectin.
4.      Sepasang rambut serta jumbai akan dijumpai pada corong (siphon).
5.      Pada setiap sisi abdomen segmen kedelapan terdapat comb scale sebanyak 8-21 atau berjajar 1 sampai 3
6.      Bentuk individu dari comb scale seperti duri.
7.      Pada sisi thorax terdapat duri yang panjang dengan bentuk kurva dan
adanya sepasang rambut di kepala.
Pupa culex memiliki cirri-ciri sebagai berikut : Pupa Culex sp. berbentuk seperti koma, berukuran besar namun lebih ramping dibandingkan dengan pupa spesies nyamuk lain.




IV.2.1 Daur hidup culex sp.

Daur hidup nyamuk Culex sp. melalui metamorfosis sempurna yaitu telur-larva-pupa-dewasa(DitjenPPM&PL,2001:21).
Nyamuk Culex sp. betina dapat meletakkan telur sampai 100 butir setiap datang waktu bertelur. Telur-telur tersebut diletakkan di atas permukaan air dalam keadaan menempel pada dinding vertikal bagian dalam tempat-tempat penampungan air. Nyamuk Culex sp. betina lebih menyukai tempat penampungan air yang tertutup longgar untuk meletakkan telurnya dibandingkan dengan tempat penampungan air yang terbuka, karena tempat penampungan air yang tertutup longgar tutupnya jarang dipasang dengan baik sehingga mengakibatkan ruang di dalamnya lebih gelap (Sumarmo,1988:21).

Telur akan menetas dalam waktu 1 sampai 3 hari pada suhu 30 °C, sementara pada suhu 16 °C telur akan menetas dalam waktu 7 hari. Telur dapat bertahan lama tanpa media air dengan syarat tempat tersebut lembab. Telur dapat bertahan sampai berbulan-bulan pada suhu -2 °C sampai 42 °C(Upik Kesumawati Hadi dan Susi Soviana, 2000:25).
Stadium larva berlangsung selama 6-8 hari. Stadium larva terbagi menjadi empat tingkatan perkembangan atau instar. Instar I terjadi setelah 1-2 hari telur menetas, instar II terjadi setelah 2-3 hari telur menetas, instar III terjadi setelah 3-4 hari telur menetas dan instar IV terjadi setelah 4-6 hari telur menetas (Upik Kesumawati Hadi dan Susi Soviana, 2000:25).

Stadium pupa terjadi setelah 6-7 hari telur menetas. Stadium pupa berlangsung selama 2-3 hari. Lama waktu stadium pupa dapat diperpanjang dengan menurunkan suhu pada tempat perkembangbiakan, tetapi pada suhu yang sangat rendah dibawah 10 °C pupa tidak mengalami perkembangan (Upik Kesumawati Hadi dan Susi Soviana, 2000:25).
Stadium dewasa terjadi setelah 9-10 hari telur menetas. Meskipun umur nyamuk Culex sp. betina di alam pendek yaitu kira-kira 2 minggu, tetapi waktu tersebut cukup bagi nyamuk Culex sp. betina untuk menyebarkan virus dengue dari manusia yang terinfeksi ke manusia yang lain (Soedarto, 1992:60).
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan nyamuk antara lain:

a. Iklim
Nyamuk Indonesia sudah beradaptasi terhadap lingkungan dan iklim dengan kelembaban tinggi. Nyamuk tumbuh optimum pada suhu 25-270C. Pertumbuhan terhenti pada suhu 400C. Umumnya nyamuk tidak dapat bertahan lama bila suhu lingkungannya meningkat 5-60C. Kelembaban kurang dari 60% dapat memperpendek umur nyamuk
b.Hujan
Hujan mempengaruhi perkembangan nyamuk melalui 2 cara yaitu meningkatkan kelembaban nisbi udara dan menambah jumlah tempat perkembangbiakan nyamuk. Curah hujan yang lebat akan membersihka nyamuk, sedangkan curah hujang sedang tetapi jangka waktunya lama dapat memperbesar kesempatan nyamuk berkembang biak .

c.Angin

Angin mempengaruhi evaporasi air dan suhu udara. Nyamuk mulai masuk perangkap pada kecepatan kurang dari 5,4 m/detik.
d.Tumbuhan
Tumbuhan sebagai tempat peletakkan telur. Aedes aegypti senang meletakkan telur pada tumbuhan terapung atau menjulang di permukaan air.











BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan

1.      Nyamuk adalah serangga tergolong dalam order Diptera; genera termasuk Anopheles, Culex, , Aedes,. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang langsing, dan enam kaki panjang; antar spesies berbeda-beda tetapi jarang sekali melebihi 15 mm. Nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus hidup: telur, larva, pupa, dan dewasa.
2.      pada praktikum ini yang kelompok kami temukan adalah larva dan pupa nyamuk culex sp.
Larva Culex sp. mempunya ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Adanya corong udara pada segmen yang terakhir.
b.      Pada segmen abdomen tidak ditemukan adanya rambut-rambut berbentuk kipas (Palmatus hairs).
c.       Pada corong udara terdapat pectin.
d.      Sepasang rambut serta jumbai akan dijumpai pada corong (siphon).
e.      Pada setiap sisi abdomen segmen kedelapan terdapat comb scale sebanyak 8-21 atau berjajar 1 sampai 3
f.        Bentuk individu dari comb scale seperti duri.
g.       Pada sisi thorax terdapat duri yang panjang dengan bentuk kurva dan
adanya sepasang rambut di kepala.



  V.2 Saran
1.      seharusnya mahasiswa bisa menemukan tidak hanya larva dan pupa nyamuk culex saja akan tetapi bsa juga menemukan telur,larva dan pupa nyamuk mansonia,aedes,dan nyamuk anopheles.Sehingga bias mengamati secara langsung morfologi proses perkembangan ke empat spesies nyamuk tersebut.
2.      Semoga praktikum berikutnya bias lebih baik














DAFTAR PUSTAKA :
Anonim.2010. Aedes Aegypti. http://www.wikipedia.org. Diakses tanggal 11 februari 2011. Denpasar
Uli.2010. ORAET LA BORA. http://Ycireyellow.blogsopt.com. Diakses tanggal 15 februari 2011. Denpasar
Gandahusada,S; Ilahude,H dan Pribadi,W. 1998. Parasitologi Kedokteran. Edisi Tiga. Jakarta: FK UI
Kardinan,Agus. 2007. Potensi Selasih sebagai Repellent terhadap Nyamuk Aedes aegypti. Jurnal Littri 13(2), Juni 2007. ISSN 0853-8212.
http://junikomang.blogspot.com/2011/09/laporan-parasitologi-semester-4.html

 .



2 komentar:

Berbagai Info mengatakan...

makasih ilmunya sangat bermanfaat gan!

Isna N mengatakan...

Iya sama sama ya

Posting Komentar